REVIEW JURNAL PKM

                                                Review Jurnal


Judul                          : SETIAP ANAK CERDAS! SETIAP ANAK KREATIF!
 Menghidupkan Keberbakatan dan Kreativitas Anak
Vol                             :  3
No                              :  2
Penulis                       :  R. Rachmy Diana Program Studi Psikologi Fakultas Ilmu Sosial dan
                                      Humaniora UIN Yogya.
Reviewer                   :  Dwi Rosita

I.                 Pengantar
Jurnal yang berjudul SETIAP ANAK CERDAS! SETIAP ANAK KREATIF! Menghidupkan Keberbakatan dan Kreativitas Anak. Bahwa anak didik mereka yang memperoleh prestasi sekolah tidak sebagaimana yang diinginkan. Mereka mengeluh mengapa anaknya bodoh sekali. Mereka mengeluh mengapa anak atau anak didiknya suka berperilaku yang aneh-aneh. Dan akan dijelaskan tentang kecerdasan ganda anak-anak dan respon yang semestinya dilakukan guru dan orangtua.

II.               Pembahasan
Setiap Anak Cerdas!
Satu keyakinan penting yang perlu dimiliki oleh para guru dan orangtua adalah bahwa setiap anak lahir dengan membawa potensi. Bagaimana menemukan potensi yang dimiliki anak dan apa yang harus dilakukan para orangtua untuk mengoptimalkan potensi tersebut? Standar atau patokan yang digunakan biasanya berdasarkan prestasi belajar yang didapat di bangku sekolah. Namun demikian, para orangtua lupa bahwa hampir seluruh aspek yang dinilai dalam dunia pendidikan kita masih berpusat pada kemampuan kognitif atau intelektual semata. Tahun 1995-an, Daniel Goleman mempopulerkan konsep Emotional Intelligence bahwa kecerdasan emosi (Emotional Quotient) jauh lebih penting dan terbukti memberi sumbangan yang lebih besar dalam keberhasilan hidup seseorang dibandingkan kecerdasan intelektual-nya. Lebih komprehensif, seorang Psikolog dari Harvard University, Howard Gardner mengungkapkan teorinya tentang multiple intelligence (kecerdasan ganda) yang dimiliki oleh setiap anak. Menurut Gardner, setiap anak memiliki delapan jenis kecerdasan yang tersusun menjadi satu dengan cara yang unik dan kombinasi yang berlainan. Teori Gardner ini menegaskan bahwa kecerdasan yang ada pada anak bukan hanya berkaitan dengan berpikir (kecerdasan logis dan mate-matis). Melalui pengetahuan tentang delapan jenis kecerdasan inilah para orangtua dapat lebih optimis dan bersungguh-sungguh dalam mengenali dan mengoptimalkan potensi anak-anak mereka. Berdasarkan teori Gardner, delapan jenis kecerdasan yang ada pada setiap anak yaitu sebagai berikut :
1.      Pertama: Kecerdasan Linguistik.
Cara belajar ini adalah dengan mengucapkan, mendengar dan melihat kata-kata.
2.      Kedua: Kecerdasan logis matematis.
Ketrampilan mengolah angka, kemahiran menggunakan logika.
3.      Ketiga: kecerdasan spasial.
Kemampuan memvisualisasikan gambar yang ada di dalam kepala.
4.      Keempat: kecerdasan kinestetik-jasmani.
Kecerdasan yang melibatkan fisik/tubuh anak, baik motorik halus maupun motorik kasar.
5.      Kelima: kecerdasan musikal.
Kecerdasan yang melibatkan kepekaan terhadap irama atau melodi musik, menyanyikan sebuah lagu, memainkan alat musik atau sekedar menikmati musik.
6.      Keenam: kecerdasan naturalis.
Kecerdasan yang melibatkan kemampuan mengenali bentuk-bentuk alam di sekitar kita, seperti burung, bunga, pohon, dan flora fauna yang lain.
7.      Ketujuh: kecerdasan antarpribadi.
Kecerdasan dalam hal memahami dan berempati serta bekerjasama dengan orang lain. Sering pula disebut kecerdasan interpersonal.
8.      Kedelapan: kecerdasan intra pribadi.
Kecerdasan memahami diri sendiri, mampu menempatkan diri, mengetahui kelemahan dan kekuatan diri dan pandai mengelola emosi/perasaan.

Ada satu jenis kecerdasan yang belum diungkap oleh Gardner, yaitu kecerdasan spiritual. Kecerdasan spiritual, menurut Danah Zohar dan Ian Marshall (2000) adalah kecerdasan untuk memahami kebermaknaan hidup. Dalam pengertian yang lebih spesifik, TotoTasmara (2001) memperkenalkan istilah kecerdasan ruhaniah.

Setiap Anak Kreatif!
Para ahli (Munandar, 1985; Nashori & Mucharam, 2002) mempercayai bahwa setiap anak itu kreatif. Bila diberikan kepada anak setumpuk buku, maka ia dapat menjadikannya sebagai gedung, sebagai mobil, sebagai meja, kursi, dan sebagainya. Semua itu menunjukkan bahwa mereka mampu melihat sesuatu dengan sudut pandang yang berbeda dengan umumnya orangtua. keinginannya sendiri.

Dukungan dan Hambatan, Berawal dari Rumah
Tiga 3 hal yang dianggap sebagai kebutuhan dasar bagi anak-anak dalam mendukung keberhasilan tumbuh kembang yaitu:
(1) cinta dan kasih sayang,
(2) perhatian dan
(3) rasa aman.
Tidak terpenuhinya ketiga kebutuhan utama tersebut menjadi sebab-sebab munculnya permasalahan pada anak-anak.

Prinsip dan Teknik Pengasuhan Anak
Rumusan RPM3 sebagai sebuah pedoman bagi para orangtua dalam memperkaya ilmu tentang pengasuhan anak (parenting). RPM3 terdiri dari:
1.      Pertama: Responding (Menanggapi Anak secara Tepat).
2.      Kedua: Preventing (Mencegah munculnya perilaku beresiko atau bermasalah).
3.      Ketiga: Monitoring (Mengawasi interaksi anak dengan lingkungan sosialnya).
4.  Keempat: Mentoring (Mendukung dan menumbuhkan perilaku-perilaku yang dikehendaki).
5.      Kelima: Modeling (Menjadikan diri kita sebagai contoh positif dan konsisten).

III.             Kesimpulan
Berdasarkan kegiatan belajar bersama Adik Lapak di Gandaria dalam mendukung keberhasilan tumbuh kembang adik-adik kami akan menerapkan seperti cinta dan kasih sayang, perhatian dan rasa aman agar dalam kegiatan belajar bersama Adik Lapak dapat menciptakan rasa kekeluargaan dan adik-adik merasa nyaman saat belajar. Tahapan yang dilalui adalah mengajak bermain yang memunculkan komunikasi untuk menjalin keakraban antara kakak sukarelawan dengan adik-adik juga mewujudkan kebutuhan bagi tercapainya hubungan yang lebih kondusif.



DAFTAR PUSTAKA





Komentar

Postingan populer dari blog ini

APA ITU SISTEM INFORMASI PSIKOLOGI?

5 Tokoh Psikologi Indonesia

ILMU ALAMIAH DASAR