ASPEK PERILAKU DALAM PENERAPAN TI (TEKNOLOGI INFORMASI)
Menurut
Bodnar dan Hopwood (1995) ada tiga hal yang berkaitan dengan penerapan TI
berbasis komputer yaitu; (a) Perangkat keras (hardware); (b) Perangkat lunak (software),
dan; (c) Pengguna (brainware). Ketiga
elemen tersebut saling berinteraksi dan dihubungkan dengan suatu perangkat
masukan keluaran (input-output media) yang sesuai dengan fungsi masing-masing.
Pengguna sistem adalah manusia (man)
yang secara psikologi memiliki suatu pErilaku (behavior) tertentu yang melekat pada dirinya, sehingga aspek
keprilakuan dalam konteks manusia
sebagai pengguna (brainware). TI
menjadi penting sebagai faktor penentu pada setiap orang yang menjalakan TI.
Iqbaria
(1994), Nelson (1996), Luthans (1995) menyebutkan bahwa secara individu maupun
kolektif penerimaan penggunaan dapat dijelaskan dari variasi penggunaan suatu
sistem, karena diyakini penggunaan suatu sistem yang berbasis TI dapat
mengembangkan kinerja individu atau kinerja organisasi.
Beberapa
model yang dibangun untuk menganalisis dan memahami faktor-faktor yang
mempengaruhi diterimanya penggunaan teknologi komputer, di antaranya yang
tercatat dalam berbagai literatur dan referensi hasil riset dibidang teknologi
informasi adalah seperti Theory of
Reasoned Action (TRA), Theory of
Planned Behaviour (TPB), dan Technology
Acceptance Model (TAM). Model TAM diadopsi
dari model The Theory of Reasoned Action
(TRA), yaitu teori tindakan yang beralasan yang dikembangkan oleh Fishbe dan Ajzen (1975), dengan satu premis bahwa reaksi dan persepsi
seseorang terhadap sesuatu hal, akan menentukan sikap dan prilaku orang
tersebut.
1.
Teori ini mengasumsikan bahwa kontrol
persepsi perilaku (perceived behavioral
control) mempunyai implikasi motivasional terhadap minat. Orang-orang yang
percaya bahwa mereka tidak mempunyai sumber- sumber daya yang ada atau tidak
mempunyai kesempatan untuk melakukan perilaku tertentu mungkin tidak akan
membentuk minat berperilaku yang kuat untuk melakukannya walaupun mereka
mempunyai sikap yang positif terhadap perilakunya dan percaya bahwa orang lain
akan menyetujui seandainya mereka melakukan perilaku tersebut. Dengan demikian
diharapkan terjadi hubungan antara kontrol persepsi perilaku (perceived behavioral control) dengan
minat yang tidak dimediasi oleh sikap dan norma subyektif. Di model ini
ditunjukkan dengan panah yang mennghubungkan kontrol perilaku persepsian (perceived behavioral control) ke minat.
2.
Fitur kedua adalah kemungkinan hubungan
langsung antara kontrol persepsi perilaku (perceived
behavioral control) dengan perilaku. Di banyak contoh, kinerja dari suatu
perilaku tergantung tidak hanya pada motivasi untuk melakukannya tetapi juga
kontrol yang cukup terhadap perilaku yang dilakukan. Dengan demikian. Kontrol
perilaku persepsian (perceived behavioral control) dapat mempengaruhi perilaku
secara tidak langsung lewat minat, dan juga dapat memprediksi perilaku secara
langsung. Di model hubungan langsung ini ditunjukan dengan panah yang
menghubungkan kontrol persepsi perilaku (perceived
behavioral control) langsung ke perilaku (behavior).
Kontrol
perilaku yang dirasakan dipengaruhi oleh pengalaman masa lalu dan perkiraan
seseorang mengenai sulit atau tidaknya untuk melakukan perilaku tertentu
(Azwar, 2003). TPB mengganggap bahwa teori sebelumnya mengenai perilaku yang
tidak dapat dikendalikan sebelumnya oleh individu melainkan, juga dipengaruhi
oleh faktor mengenai faktor non motivasional yang dianggap sebagai kesempatan
atau sumber daya yang dibutuhkan agar perilaku dapat dilakukan. Sehingga dalam
teorinya, Ajzen menambahkan satu dertiminan lagi, yaitu kontrol persepsi
perilaku mengenai mudah atau sulitnya perilaku yang dilakukan. Oleh karena itu
menurut TPB, intensi dipengaruhi oleh tiga hal yaitu: sikap, norma subjektif,
kontrol perilaku (Ajzen dalam Jogiyanto 2007).
Kesimpulannya adalah model TAM
dapat menjelaskan bahwa persepsi pengguna akan menentukan sikapnya dalam
kemanfaatan penggunaan TI. Model ini secara lebih jelas menggambarkan bahwa
penerimaan penggunaan TI dipengaruhi oleh kemanfaatan (usefulness) dan kemudahan penggunaan (ease of use).
DAPUS
Komentar
Posting Komentar